Thursday 19 May 2016

Indahnya Alamku

Tanah Airku
Puisi Haris Rahmat Nugraha
Angin berdesir dipantai
Burung berkicau dengan merdu
Embun pagi membasahi rumput-rumput
Itulah tanah airku
Sawahnya menghijau
Gunungnya tinggi menjulang
Rakyat aman dan makmur

Indonesiaku
Tanah tumpah darahku
Jaga dan rawatlah selalu
Disanalah aku dilahirkan dan dibesarkan
Disanalah aku menutup mata
Oh..... tanah airku tercinta
Indonesia jaya.....

alam dilembah semesta
Puisi Ardian.H
Angin dingin kelam berderik
Kabut putih menghapus mentari
Tegak cahyanya menusuk citra

Pahatan Gunung memecah langit
Berselimut awan beralas zamrud
Tinggi . . . Tajam . . .

Sejak waktu tidak beranjak
Di sanalah sanubari berdetak
Sunyi sepi tak beriak
Cermin ilusi di atas danau
Menikung pohon yang melambai warna
Di celah kaki-kaki menjejak karya-karyaNYA
Di manakah aku berada?
Di mana jiwa tak mengingat rumah
Di saat hidup serasa sempurna
Sungguh jelita permadani ini
Terbarkan pesona di atas cakrawala
Tak berujung di pandang lamanya
Serasa bertualang di negeri tak bertuan

Alam
Puisi Vino Tritambayong

Ku buka mata ..
cahaya pagi menembus kaca jendela ..
Semerbak mawar merah dan putih merekah ..
Ku buka jendela ..
Ku hirup udara segar ..

Melihat kabut tebal masih menyelimuti bumi ..
Setetes embun membasahi daun ..
Kicauan indah terdengar di telinga ..
Angin berhembus halus menembus kulit

Ku lihat awan seputih melati ..
Juga langit, sebiru lautan samudra ..
Kini kusiap menghadapi hari yang baru ..
Dan indahnya bumi ..

Bancana Melandaku
Puisi Tanpa Nama

Lewat suara gemuruh diiringi debu bangunan yang runtuh
Tempatku nan asri terlindas habis
Rumah dan harta benda serta nyawa manusia lenyap
Kau lalap habis aku kehilangan segalanya

Mata manusia sedunia terpengarah, menatap dan heran
Memang kejadian begitu dahsyat
Bantuan dan pertolongan mengalir
Hati manusia punya nurani

Tuhan , mengapa semua ini terjadi ?
Mungkin kami telah banyak mengingkari-Mu
Mungkin kamu terlalu bangga dengan salah dan dosa
Ya, Tuhan ampunilah kami dalam segalanya


Permainya Desaku
Puisi Tanpa Nama

Sawah mulai menguning
mentari menyambut datangnya pagi
ayam berkokok bersahutan
petani bersiap hendak ke sawah.

Padi yang hijau
siap untuk dipanen
petani bersuka ria
beramai – ramai memotong padi

Gemercik air sungai
begitu beningnya
bagaikan zamrud khatulistiwa
itulah alam desaku yang permai

Sabda Bumi
Puisi Tanpa Nama

Bulan tampak mendung merenung bumi
Seberkas haru larut terbalut kalut dan takut
Terpaku ratap menatap jiwa-jiwa penuh rindu
Hangatkan dahaga raga yang sendu merayu

Bulan tak ingin membawa tertawa manja
Kala waktu enggan berkawan pada hari
Saat bintang bersembunyi sunyi sendiri
Terhapus awan gelap melahap habis langit

Bulan memudar cantik menarik pada jiwa ini
Hitam memang menang menyerang terang
Tetapi mekar fajar bersama mentari akan menari
Bersama untaian senandung salam alam pagi